Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2019

Puisi : Sang Orator

Sang Orator Karya : Salohot Nasution Sang orator itu kini mendekam dalam penjara Kini ia merasakan dinginnya dinding penjara Kemerdekaannya direnggut dengan paksa Hanya menunggu saat pembebasan tiba Dalam penjara semangatnya tak redup Memperjuangkan hak azasi manusia hidup Suaranya menggema dalam dinding penjara Merayap perlahan dilengah petugas penjara Sang orator pejuang tangguh Bekerja dengan sungguh-sungguh Tak kenal lelah ataupun mengeluh Walaupun dipenjara jiwanya tetap melenguh Sang orator manusia suci Bekerja dengan ketulusan hati Tanpa mengharap imbalan materi Demi cita-cita tegaknya hak azasi Aceh Timur, 5 Juni 2019 Puisi di atas terpilih sebagai Juara 1 pada Lomba Menulis Puisi yang diselenggarakan oleh Dialektika Senja dan Hope Vibess

Puisi : Simfoni Pagi

Simfoni Pagi Karya : Salohot Nasution Simfoni pagi adalah simfoni kehidupan Suara kokok ayam dipagi hari Ditimpali para ibu sibuk memasak sarapan Untuk bekal anak maupun suami Simfoni pagi adalah simfoni kehidupan Riuh suara deru kendaraan Ditimpali para pekerja yang bergegas berangkat kerja Ada yang naik motor, mobil, sepeda, atau berjalan kaki saja Simfoni pagi adalah simfoni kehidupan Riuh suara mesin-mesin pabrik Ditimpali para buruh yang bekerja secara bergiliran Agar mampu membayar biaya sekolah, air dan listrik Simfoni pagi adalah simfoni kehidupan Nyaring kicauan burung dipagi hari Ditimpali para petani yang menyemai bibit buah dan sayuran Sambil merapal do’a dan harapan hasil melimpah ketika panen nanti Aceh Timur, 15 Juni 2019 Puisi di atas termasuk dalam kategori Kontributor Terpilih pada Sayembara Puisi Tema Simfoni yang diselenggarakan oleh Mandala Penerbit

Puisi : Penyesalan

Penyesalan Karya : Salohot Nasution Andai waktu bisa ku putar kembali Ku ingin mencintaimu sekali lagi Menjalani hidup penuh warna warni Dalam romansa yang tak ingin ku akhiri Namun kini waktu berkata lain Engkau telah pergi berpaling Meninggalkan cinta yang kau rasa asing Berbeda dari cinta yang pernah terjalin Maafkan diriku yang pernah khilaf Mencari warna cinta dengan mendua Yang membuat hatimu terluka Yang tak sudi engkau beri maaf Kini penyesalan merundung diriku Tak mampu melawan waktu yang menggilas Terperangkap dalam harap yang tak kunjung lepas Berharap maaf sudi kau berikan padaku Aceh Timur, 31 Mei 2019 Puisi di atas termasuk dalam kategori Karya Terpilih dalam Lomba Cipta Puisi dengan tema Waktu, yang diselenggarakan oleh Binuba Banana dan Konsumen (Komunitas Suka Menulis)

Puisi : Terpisah

Terpisah Karya : Salohot Nasution Apa kabarmu disana? Dalam bentang jarak yang memisahkan kita Aku berharap senantiasa kau jaga Cinta suci yang telah kita bina Walau jarak memisahkan kita Tak mampu meredam gejolak asmara Keinginan untuk segera bertemu Memupus semua gelora rindu Walau kita terpisah oleh jarak Cinta suci jangan sampai retak Godaan yang datang silih berganti Kita tepis sekuat hati Kekasih, ku harap engkau bersabar Menjalani kisah kasih yang terpisah Demi mengejar impian yang megah Agar kita hidup dalam bahagia yang akbar Aceh Timur, 31 Mei 2019 Puisi di atas termasuk dalam kategori 100 Karya Terpilih pada Lomba Cipta Puisi Tema Jarak yang diselenggarakan oleh Bentang Literasi dan Konsumen (Komunitas Suka Menulis)

Puisi : Terima Kasih Guruku

Terima Kasih Guruku Karya : Salohot Nasution Terima kasih guruku atas segala upaya Yang tak kenal lelah memupusku buta aksara Merangkai huruf   demi huruf menjadi kata Mengeja kata demi kata hingga bisa membaca Terima kasih guruku atas segala ilmu Yang engkau ajarkan dengan sungguh-sungguh Akan ku ingat disetiap waktu Bekal diri menjadi lebih maju Terima kasih guruku atas segala masa Yang engkau korbankan dari muda hingga tua Yang engkau abdikan demi kemajuan bangsa Layaklah engkau menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa Terima kasih guruku atas pengorbananmu Menjalani profesi sebagai guru Martir menciptakan manusia bermutu Walau kesejahteraan hanya bayangan semu Aceh Timur, 30 Mei 2019 Puisi di atas diikutkan dalam Lomba Cipta Puisi Tema Bebas yang diselenggarakan oleh Sideris Indonesia

Puisi : Jembatan Suci Itu Bernama Bulan Ramadhan

Jembatan Suci Itu Bernama Bulan Ramadhan Karya : Salohot Nasution Aku masih disini Dalam kubangan dosa Yang mencengkeram diri Erat, kuat, tak kuasa luput darinya Sudah kucoba berjuta kali Melepaskan diri dari cengkeramannya Namun imanku tak mampu mengingkari Janji manis dari godaannya Dijembatan suci aku berdiri Berharap pertolongan Yang Maha Kuasa Memberikan kekuatan pada diri Mampu hijrah dijalan-Nya Jembatan suci itu bernama bulan Ramadhan Didalamya terdapat ampunan Bagi insan yang akrab dengan keingkaran Menjauhkan diri dari kebenaran Jembatan suci ini adalah harapan Bagi jiwa-jiwa yang terperangkap dalam kegelapan Untuk mendapatkan cahaya kebenaran Kembali menjadi insan pilihan Aceh Timur, 5 Mei 2019 Puisi di atas termasuk dalam kategori Kontributor Terpilih dalam Lomba Menulis Puisi Tema Jembatan Suci yang diselenggarakan oleh Seniman Publisher V

Puisi : Ilusi Penyair Menyapa

Ilusi Penyair Menyapa Karya : Salohot Nasution Ilusi penyair menyapa rakyat jelata Mendengar keluh kesah yang dirasa Menyampaikan pada dunia Ada hak azasi yang belum merdeka Ilusi penyair menyapa penguasa Dalam kemegahan tahta Merobohkan tembok tirani Kenapa ada insan terzalimi Ilusi penyair menyapa manusia Dalam kesempurnaan Sang Pencipta Menganugerahkan cinta pada manusia Kenapa ada perang yang merenggut nyawa Ilusi penyair menyapa hewan Dalam kurungan merindukan kebebasan Alam yang terbentang luas diciptakan Kenapa kebebasan susah didapatkan Ilusi penyair menyapa hutan Dalam kerimbunan pepohonan Satwa hidup damai berdampingan Kenapa eksploitasi merusak lingkungan Aceh Timur, 14 Mei 2019 Puisi di atas terpilih sebagai Juara 1 dalam Lomba Menulis Puisi Tema Ilusi Seorang Penyair yang diselenggarakan oleh Seniman Publisher IV

Puisi : Kala Rindu Menjelma

Kala Rindu Menjelma Karya : Salohot Nasution Kala rindu menjelma Aku lemah tak berdaya Menahan gejolak rasa Semakin hari semakin menggila Panah asmara yang kau tancapkan di hati Kuat membekas dalam relung hati Memenjarakanku dalam rasa yang sulit ku mengerti Resah menjelma ketika engkau jauh dari sisi Kala rindu menjelma Bayangan dirimu hadir menyapa Mengajakku pergi ke taman surga Menikmati indah ribuan bunga Kau beri kepadaku sekuntum bunga Dalam balutan warna merah merekah Yang kau pesankan untuk ku jaga Agar tumbuh di taman cinta dengan indah Aceh Timur, 31 Mei 2019 Puisi di atas termasuk dalam   kategori 100 Karya Terpilih pada Sayembara Puisi Tema Rindu yang diselenggarakan oleh Konsumen

Puisi : Terpenjara Sepi

Terpenjara Sepi Karya : Salohot Nasution Sejak engkau meninggalkan ku sendiri Aku terpenjara sepi yang menyiksa diri Memelukku erat tak kuasa ku tepis Memaksaku untuk menangis Tidak bisa ku pungkiri Aku butuh dirimu hadir di sini Bersama menjalani hari demi hari Lalui jalan yang penuh onak dan duri Dalam penjara sepi kini aku mengerti Hadirmu begitu berarti Kau   bawa separuh jiwa Ku tak mampu hidup tanpanya Dalam helaan napas terucap namamu Meringankan beban rindu yang kau titipkan Yang begitu sakit ku rasakan Hingga kembali tiba hadirmu Aceh Timur, 31 Mei 2019 Puisi di atas termasuk dalam kategori 100 Karya Terbaik dalam Lomba Cipta Puisi Tema Sepi yang diselenggarakan oleh Konsumen

Puisi : Guru Honorer

Guru Honorer Karya : Salohot Nasution Nanar menatap tumpukan kertas Yang harus diselesaikan karena tugas Pikiran kadang sempit kadang luas Himpitan beban yang kian keras Beban terasa makin berat Tingkah murid yang kian bejat Berpadu dengan masyarakat yang menghujat Seringkali membuat kepala penat Pengabdian ini semakin susah Akhir bulan sering dilanda gelisah Gaji yang diterima tidak betah Sebentar saja ia singgah Merekalah guru honorer sekolah Mengabdikan diri untuk kemajuan bangsa Mendidik anak bangsa walaupun hidupnya susah Walaupun sejahtera hanya harapan semata Mengabdikan diri menjadi guru Demi lestarinya perbendaharaan ilmu Bertahan dalam asa yang semu Kiranya sejahtera sudi bertemu Aceh Timur, 30 April 2019 Puisi di atas termasuk dalam kategori Kontributor Tepilih dalam Sayembara Menulis Puisi yang diselnggarakan oleh Kata Paradi

Puisi : Suka Diam-Diam

Suka Diam-Diam Karya : Salohot Nasution Menatap dikejauhan Debaran hati yang enggan diam Tenggelam dalam perasaan Berharap pada satu senyuman Menatap dikejauhan Berharap beradu pandangan Satu senyuman yang mematikan Akal sehat sudah terpejam Menatap dikejauhan Berharap datangnya diri menghampiri Sekedar menyapa ataupun basa basi Membuka percakapan kali ini Menatap dikejauhan Berharap pesan yang disampaikan Melalui seorang teman Berbalas dengan senyuman Menatap dikejauhan Mengutuk diri yang hanya diam Tak mampu mengungkapkan Rasa suka diam-diam Aceh Timur, 25 April 2019 Puisi di atas termasuk dalam kategori Kontributor Terpilih pada Lomba Cipta Puisi Tema Rahasia Rasa yang diselenggarakan oleh Kami Sahabat Pena dan Kosana Publisher

Puisi : Nelayan

Nelayan Karya : Salohot Nasution Dengan perahu kayu membelah lautan Menghadapi ganasnya gelombang Demi mendapatkan ikan Untuk dibawa pulang Pergimu dipagi buta Disaat manusia lain terlelap dalam tidurnya Tak kau hiraukan dinginnya malam menusuk tulang Kau kayuh perauh melawan gelombang Kepergianmu diiringi seribu beban Istrimu mengingatkan banyaknya tagihan Listrik, air, uang sekolah anak yang belum dibayar Kau bangun harapan semoga tangkapan kali ini besar Nelayan pejuang keluarga Menjalani hidup mempertaruhkan nyawa Gelombang badai yang selalu mengintai Siap merenggut nyawa ketika lalai Aceh Timur, 14 Mei 2019 Puisi di atas termasuk dalam kategori Kontributor Terpilih pada Lomba Cipta Puisi yang diselenggarakan oleh Seniman Publisher V